bisnis internet

http://www.imcrew.com/b1.gif

Sabtu, 17 Juli 2010

Internet untuk Industri Kreatif Pedesaan




Teknologi informasi yang paling digemari abad ini, salah satunya adalah internet. Siapa yang tidak kenal internet? Sebuah teknologi informasi mutakhir saat ini yang dapat digunakan untuk berbagai aktivitas manusia dan dapat digunakan oleh siapa saja. Tua-muda, pria-wanita, semuanya bisa menggunakannya dimana saja kapan saja. Satu kelebihan yang tidak dimiliki teknologi informasi lainnya, seperti TV, radio dan koran yaitu sistem komunikasi yang bersifat 2 arah (duplex). Kita bisa menerima dan menyebarkan informasi. Dan negara kita adalah salah satu pengguna internet terbesar di dunia. Dengan jumlah penduduk yang terbilang banyak, budaya masyarakat kita telah bertransformasi menjadi masyarakat informasi. Tapi sangat disayangkan, belum semuanya masyarakat Indonesia bisa menikmati teknologi informasi ini. Hal ini disebabkan ketidakmerataannya penyebaran fasilitas pendukung internet. Ada sebuah gap yang menyebabkan kepincangan antara penggunaan internet pada masyarakat Kota dan Desa.

Saya pernah iseng-iseng melakukan survey terhadap peredaran jumlah warnet di kecamatan Leuwiliang, Bogor. Total warnet disana cuma 6 (September 2009), dan itu semua berada persis di pinggir jalan Raya Leuwiliang-Bogor di sekitar pasar leuwiliang. Padahal ada banyak desa yang jaraknya bisa sampai 25 km dari jalan raya tersebut. Misalnya saja, kampung Cengal tempat tinggal kakek saya yang terletak di lereng gunung. Jarak tempuh dari lokasi warnet yang ada kira-kira memakan waktu 25 menit jika menggunakan sepeda motor. Praktis, sebuah keterbatasan ini membuat masyarakat desa minim akan pengetahuan dunia internet. Jangankan untuk memikirkan internet, untuk menggunakan listrik saja mereka gunakan seperlunya saja, seperti lampu, pompa air dan televisi. Sekolah-sekolah yang berada di desa pun belum mengenal Lab komputer yang terhubung jaringan internet.

Padahal banyak sekali sumber potensi industri kreatif dari pedesaan yang sangat diminati oleh masyarakat luas apalagi mancanegara, meskipun yang berasal dari kota tidak bisa dikesampingkan. Coba saja Anda hitung berapa banyak kreatifitas dari budaya Indonesia yang terlahir dari seluruh pedesaan di nusantara. Jika semua industri yang ada di pedesaan itu belajar dari teknologi informasi seperti internet, dan menyalurkannya kembali ke dunia internet akan secara tidak langsung mengembangkan industri kecil yang ada di pedesaan.

Ada baiknya pemerintah membuat sebuah terobosan berupa pengenalan iptek terlebih dahulu khususnya teknologi informasi internet untuk masyarakat pedesaan seperti :

  • Mengadakan workshop kilat tentang komputer
  • Pelatihan mengenai internet ( cara membuat email, blog, atau memasarkan produk ) dan Multimedia ( membuat iklan )
  • Mendatangkan para investor
  • Turut membantu mempublikasikan produk-produk mereka dalam seminar-seminar atau pameran.

Atau kalau mau lebih baik lagi, ada baiknya pemerintah membuat sebuah inovasi teknologi informasi khusus untuk masyarakat pedesaan. Saya pernah membaca sebuah e-book yang dibuat oleh PPI (Persatuan Pelajar Indonesia) Jepang yang isinya berupa teknologi wireless OFDM-based bertenaga Surya.

OFDM (orthogonal frequency division multiplexing) – sebuah teknologi yang paling excellent (setidaknya sampai saat ini) karena dapat mengirimkan jumlah data yang banyak secara bersamaan serta tahan terhadap efek multipath fading (lintas jamak). Hal ini sangat cocok digunakan di daerah pedesaan yang umumnya memiliki tekstur yang tidak rata. Dari OFDM inilah kini kita mengenal berbagai turunan teknologi antara lain seperti Wireless LAN, televisi digital, dan yang terkini dan terhangat yaitu OFDMA atau WiMAX (worldwide interoperability for microwave access) yang kadang orang menyebutnya sebagai teknologi generasi keempat (4G).

Sistem OFDM

Sedangkan untuk energi pensupply sendiri digunakan panel surya. Cahaya matahari adalah sumber besar di pedesaan (dan juga perkotaan), namunnampaknya desa lebih memerlukannya daripada kota karena murah. Walaupun desa sebenarnya punya sumber energi lain seperti air dan angin, namun untuk semacam perangkat teknologi informasi, tenaga surya sepertinya lebih menjanjikan, karena sesuai dengan ukurannya yang kecil dan praktis.

Solar Panel

Solar panel digunakan untuk mengkonversi sinar matahari menjadi energi listrik, disimpan dalam baterai dan kemudian digunakan untuk mengoperasikan router.

Referensi : Majalah INOVASI- ISSN: 0917-8376 -Volume 9/ P

Tidak ada komentar:

Posting Komentar